Geliat Pemuda Gang Sempit Jaga Nasionalisme

KABUPATEN BEKASI—Matahari baru mulai muncul di ufuk timur tatkala puluhan pemuda Kampung Rengasbandung di Desa Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melanjutkan rutinitas tak biasa untuk menyambut HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berawal dari kebulatan tekad untuk membangkitkan rasa nasionalisme, puluhan pemuda itu tak menghiraukan peluh yang bercucuran hingga menetes serta membasahi seluruh tubuh demi menuntaskan pekerjaan mulia, membentangkan Sang Merah Putih di bawah cakrawala biru.
Semangat pemuda ini mengingatkan kita akan ungkapan penuh optimisme dari sang pendiri bangsa Soekarno, "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Ungkapan itu sebagai penegasan arti penting pemuda dalam membangun serta memajukan bangsa.
Bendera Merah Putih sepanjang satu kilometer dibentangkan para pemuda Kampung Rengasbandung di Desa Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.
Ungkapan yang juga mencerminkan pemuda selaku agen perubahan dengan semangat revolusi membara serta kekuatan semangat, idealisme, dan keyakinan membangun masa depan tanpa melupakan sejarah.
Pepatah yang bukan hanya ditujukan pada pemuda pada masanya, tetapi juga menjadi pesan abadi untuk generasi muda selanjutnya agar bisa terus berkarya, memberikan kontribusi positif bagi bangsa.
Misi Pemuda Kampung Rengasbandung Barat Bersatu ini adalah menuntaskan pemasangan bendera sepanjang lebih dari satu kilometer dan lebar semeter yang dibentangkan di atas permukiman warga, mulai dari jalan raya hingga melintasi kediaman 600 kepala keluarga.
Tak cukup di situ, para pemuda ini turut menjadi pelopor pemasangan sejumlah dekorasi khas HUT Kemerdekaan RI seperti umbul-umbul, poster, spanduk, baliho maupun ornamen lain sebagai penguat sekaligus penegasan kembali rasa cinta terhadap Tanah Air.
Warga setempat pun mendukung penuh aksi nyata pemuda dalam membangkitkan kembali semangat nasionalisme dengan memasang lampu penerangan bercorak khusus agar terlihat lebih meriah di malam hari.
Aksi ini menunjukkan betapa besar cinta masyarakat terhadap Bendera Merah Putih, bukan hanya dikibarkan di atas tanah maupun lewat tiang tapi juga dibentangkan di atas rumah penduduk agar dapat dinikmati setiap warga yang melintas.
Kampung Rengasbandung Barat merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Sedikitnya ada 600 kepala keluarga bermukim di wilayah yang langsung berbatasan dengan hamparan sawah luas meski sebagian besar warga juga bekerja di sektor industri.
Memasuki gang utama wilayah itu, pengendara roda empat masih dapat melintasi meski hanya muat untuk satu kendaraan saja sedangkan gang lain di dalamnya cukup dilalui sepeda motor.
Suasana antar gang juga masih terlihat sangat hidup, warga kerap berinteraksi satu dengan lain. Begitu pula dengan anak-anak yang kerap terlihat tengah bermain bersama terutama saat sore hari.
Berbeda dengan pemukiman padat pada umumnya yang terlihat cenderung kumuh, gang-gang kampung ini penuh dengan hiasan ornamen ala kemerdekaan, mulai dari bendera merah putih baik di setiap rumah maupun membentang di bagian atas hingga media luar ruang lain.
Warga setempat juga kerap menjalankan aktivitas bersama untuk menciptakan lingkungan yang asri. Salah satunya melalui gotong royong membersihkan lingkungan, membuat wilayah ini selalu terjaga rapi serta estetis.
Butuh waktu 20 hari pengerjaan hingga sampai pada fase finishing saat ini. Dimulai dari pengumpulan bahan baku sampai tahap pemasangan dengan menghabiskan biaya berkisar Rp10 juta, nilai yang kecil dibandingkan besarnya perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
Melalui dana swadaya warga setempat, para pemuda itu mulai mengumpulkan serta memotong bambu dan kain sebelum dibentangkan di atas rumah mereka yang saling berhadapan. Butuh 500 batang bambu juga empat rol kain untuk menyelesaikan misi ini.
Semangat kekompakan dan kreativitas pemuda kampung ini sudah terlihat sejak awal proses pengerjaan. Para tokoh agama, tokoh masyarakat hingga kaum ibu-ibu turut membaur untuk mengawasi sekaligus memberikan dukungan aksi pembentangan bendera sepanjang satu kilometer tersebut.
Kepala Desa Karangsambung Try Rully Lesmana mengungkapkan pembentangan Bendera Merah Putih ini merupakan tahun kedua setelah sukses dilakukan pada momentum serupa tahun lalu hanya saja berbeda pada ukuran panjang bendera.
"Kalau waktu HUT Ke-79 tahun lalu panjangnya hanya 600 meter tapi tahun ini satu kilometer, membentang di atas jalan desa yang menghubungkan dua wilayah rukun warga. Ini luar biasa, anak muda selaku pelopor, didukung tokoh masyarakat, tokoh agama, semua warga termasuk ibu-ibu. Inisiatif dan kreativitas yang patut diapresiasi," katanya.
Aktivitas tersebut sekaligus menunjukkan seluruh ras, golongan, agama, antarkelompok hingga bentangan usia masyarakat di wilayah itu bersatu dalam balutan Merah Putih sebagai identitas Bangsa Indonesia.
Kegiatan mereka itu tentu mengingatkan betapa perjuangan mengibarkan bendera itu pernah menjadi perbuatan yang sangat heroik. Termasuk ketika Bendera Merah Putih Ibu Fatmawati, istri Soekarno sekaligus Ibu Negara pertama Indonesia, menjahit bendera yang akan dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan. Bendera Merah Putih yang dijahit dari bahan katun Jepang berukuran 276 x 200 sentimeter.
Bendera yang berhasil berkibar saat proklamasi di halaman rumah Soekarno dan Fatmawati, yaitu Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56. Bendera nasional Indonesia yang memiliki sejarah panjang, terkait erat dengan semangat nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan.
Warna merah dan putih bendera ini terinspirasi dari bendera Kerajaan Majapahit yang dianggap sebagai lambang kebesaran serta digunakan dalam gerakan perlawanan terhadap penjajah Belanda pada awal abad ke-20.
Bendera Merah Putih yang menjadi simbol persatuan, kedaulatan serta harga diri bangsa Indonesia. Dan perayaan menyambut HUT Proklamasi RI selalu menjadi momentum membangkitkan semangat nasionalisme.
Semoga rasa cinta Tanah Air ini terus menggelora dan semakin tinggi kadarnya di dalam sanubari anak bangsa, para pemuda, generasi masa depan bangsa untuk mewujudkan Generasi Emas 2045, tepat satu abad Indonesia tercinta dilahirkan.
Dengan bonus demografi dan semangat revolusi serta keyakinan membangun, para pemuda diyakini menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia maju melalui kontribusi positif bagi negara serta dunia.
Ungkapan pendiri bangsa "Jas Merah" yang bermakna jangan sekali-kali melupakan sejarah turut menjadi pelecut semangat segenap anak bangsa untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan melalui peran serta membangun negeri. (Antara)
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- BGN Bantah Ada Dapur Fiktif MBG, Lokasi Sudah Booking Tapi Belum Dibangun
- Keracunan Massal Siswa di Sragen, BGN Segera Perbaiki SOP Distribusi MBG
- Kasus Keracunan MBG di Sragen, BGN akan Tingkatkan Standar Prosedur Distribusi
- Kasus Korupsi Pembangunan Jalur KA, KPK Tahan Ketua Pokja Pengadaan Kemenhub
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya Malioboro ke Parangtritis Selasa 12 Agustus 2025
- Jadwal Bus DAMRI Selasa 12 Agustus 2025: Dari YIA ke Jogja
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: Kota Jogja, Sleman dan Kulonprogo Hujan Ringan
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 12 Agutus 2025
- Wirobrajan Gencarkan Mas Jos untuk Atasi Sampah
Advertisement
Advertisement