Menyapa Nusantara

Bupati Gunungkidul: Gotong Royong Sebagai Filosofi Hidup dan Kekuatan Sosial

Newswire
Selasa, 07 Oktober 2025 - 15:02 WIB
Maya Herawati
Bupati Gunungkidul: Gotong Royong Sebagai Filosofi Hidup dan Kekuatan Sosial Kegiatan Kepyakan Gotong Royong di Kecamatan Semanu, Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Senin (6/10/2025). ANTARA - HO/Kominfo Gunungkidul.

GUNUNGKIDUL—Bupati Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta Endah Subekti Kuntaringsih menyebut bahwa gotong royong bukan sekadar kerja bakti, tetapi merupakan filosofi hidup dan kekuatan sosial bangsa Indonesia.

"Kita menyaksikan dan menjadi bagian dari tradisi luhur bangsa Indonesia, yaitu gotong royong. Ini bukan sekadar kerja bakti, tetapi filosofi hidup, perekat sosial, dan mesin penggerak pembangunan," kata Bupati Endah dalam keterangannya pada kegiatan Kepyakan Gotong Royong di Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Senin.

Kepyakan Gotong Royong yang dilaksanakan masyarakat bersama jajaran pemerintah, TNI, dan Polri tersebut merupakan inisiatif kolaboratif untuk memperkuat semangat solidaritas sekaligus menanggulangi potensi kebencanaan di wilayah tersebut.

Melalui gotong royong, kata Bupati, masyarakat tidak hanya membangun infrastruktur sederhana seperti talud dan saluran air, tetapi juga membangun kebersamaan, kekeluargaan, serta tanggung jawab sosial sebagai satu kesatuan masyarakat.

"Kenapa dinamai gotong royong, agar kalau ada orang yang buang sampah sembarangan bisa jadi musuh bersama. Ini tentang spirit handarbeni rasa memiliki dan menjaga lingkungan bersama. Nilai-nilai luhur Pancasila harus terus kita lestarikan," katanya.

Meski demikian, Bupati juga meminta jajaran tingkat kapanewon (kecamatan) dan kalurahan (kelurahan) untuk aktif mengidentifikasi wilayah rawan banjir agar bisa segera ditangani melalui anggaran perubahan.

"Filosofi gotong royong ini merekatkan hubungan kekeluargaan antara masyarakat, TNI, dan perangkat daerah. Dengan semangat ini, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk kita atasi bersama," katanya.

Panewu (Camat) Semanu Gunungkidul Emanuel Krisno Juwoto mengatakan kegiatan gotong royong ini menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah daerah, Polres, dan TNI dalam penanggulangan kebencanaan.

"Lokasi ini kami pilih karena setiap musim hujan selalu jadi langganan genangan air. Dampaknya bukan hanya di jalan, tapi juga sampai ke sawah warga hingga mengancam gagal panen," katanya.

Langkah konkret yang dilakukan adalah pembangunan talud sisi barat setinggi sekitar 70 cm sepanjang 130 meter, peninggian talud sisi barat setinggi 30 cm sepanjang 130 meter. Peninggian talud sisi utara setinggi 30 cm sepanjang 80 meter, serta pembangunan talud baru sisi utara sepanjang 10 meter. ANTARA

 

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement